Rabu, 02 Desember 2015

Jurusan Farmasi

Diposting oleh Unknown di 20.03


Sejarah Farmasi
          Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 – 1600an.

Institusi farmasi Eropa pertama kali berdiri di Trier, Jerman, pada tahun 1241 dan tetap eksis sampai dengan sekarang.
Farmasis (apoteker) merupakan gelar profesional dengan keahlian di bidang farmasi. Farmasis biasa bertugas di institusi-institusi baik pemerintahan maupun swasta seperti badan pengawas obat/makanan, rumah sakit, industri farmasi, industri obat tradisional, apotek, dan di berbagai sarana kesehatan.
 

Keunggulan Jurusan Farmasi :
·         Jurusan farmasi mempelajari berbagai sediaan obat dan zat aktif yang terkandung di dalamnya. Kebanyakan orang hanya mengetahui merk obatnya saja tanpa mengetahui zat yang berkhasiat dalam obat tersebut. Dengan kompetensi ini, seorang farmasis dapat lebih leluasa memilih obat yang sesuai.
·         Disamping mempelajari zat kimia sintetis yang berkhasiat obat, jurusan farmasi juga mempelajari bagian-bagian hewan dan tumbuhan yang mengandung zat-zat yang berkhasiat obat.
·         Bidang farmasi dan kedokteran bekerja sama dalam memberikan terapi untuk berbagai macam penyakit. Pada dasarnya tugas seorang dokter adalah mendiagnosis penyakit sementara kewenangan untuk memutuskan obat dan terapi apa yang akan diberikan sebagai penanganan penyakit serta pengawasan efektivitas terapi tersebut berada di tangan seorang farmasis (apoteker).
·         Dengan pengetahuan kefarmasian, racun-racun kimia yang ada dapat diatur sehingga dapat memberikan efek terapi yang efektif.
·         Secara kasat mata, bidang farmasi dan teknik kimia memang tampak serupa namun bidang farmasi lebih terspesialisasi memproduksi bentuk sediaan obat sebagai hasil riil.
·         Lapangan kerja bagi lulusan farmasi cukup luas mulai dari apotek, bagian kefarmasian rumah sakit maupun puskesmas dan klinik, peneliti Badan dan Balai POM, wirausaha mandiri, perusahaan industri (makanan, obat, kosmetik, dll), dan tenaga pengajar (dosen).

Perkembangan Farmasi
Industri farmasi Indonesia relatif masih muda dibandingkan dengan industri farmasi di negara-negara maju. Pada masa penjajahan Belanda sampai perang kemerdekaan jumlah pabrik farmasi di Indonesia masih sangat sedikit yaitu Pabrik Kina dan Institut Pasteur (produsen serum dan vaksin) di Bandung serta Pabrik Obat Manggarai di Jakarta. Demikian pula sarana distribusi farmasi dan apotik masih sangat terbatas. Pada tahun 1937 terdapat 76 apotik yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan hanya beberapa apotik yang berada di kota-kota besar Sumatera. Fungsi apotik pada periode itu disamping melakukan peracikan dan penyerahan obat juga melakukan produksi dan distribusi obat. Keadaan ini tidak banyak mengalami perubahan sampai awal kemerdekaan.

Pelayanan kefarmasian saat ini telah semakin berkembang selain berorientasi
kepada produk (product oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented) seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pergeseran budaya rural menuju urban yang menyebabkan peningkatan dalam konsumsi obat terutama obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food, nutraseutikal dan obatherbal.
   Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian seperti : Pharmaceutical care yaitu obat sampai ke tangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan; timbulnya penyakit baru dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya; meningkatnya penyalagunaan obat dan ketergantungan pada narkoba dan psikotropika merupakan tuntutan untuk dapat mengawasi penggunaan obat tersebut, mencari/mensintesis obat yang lebih aman dan mampu memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat; farmasis sebagai partner doktermemacu farmasis untuk menguasai lebih mendalam ilmu farmakologi klinis dan farmakoterapi serta ilmu farmasi sosial dan komunikasi; farmasis sebagai penanggung jawab pengadaan obat diapotek, rumah sakit, pedagang besar farmasi, puskesmas dll. harus menguasai farmakoekonomi dan manajemen farmasi; tuntutan farmasis untuk dapat berperan dalam perkembangan industri Farmasi perkembangan drug delivery system, pengembangan cara produksi dan metode control kualitas; farmasis untuk menempati bidang pemerintahan yang berfungsi dalam perizinan, pengaturan, pengawasan, pengujian, pemeriksaan dan pembinaan; perkembangan farmasi veteriner, perkembangan medical devices (alat kesehatan, pereaksi diagnostik).
     Dalam peluang bekerja, lulusan farmasi tidak hanya menjadi apoteker di Apotek ataupun Rumah sakit sebagai tenaga kesehatan tetapi juga bisa bekerja di Industri Farmasi, analis di BPOM atau bisa juga menjadi wirausahawan.
     Banyak peluang yang bisa dilakukan sebagai wirausahawan dibidang farmasi yaitu bisnis obat diapotek, bisnis ekstrak/simplisia tanaman obat, bisnis pembuatan produk obat bahan alam seperti tolak angin, stimuno dan diapet, bisnis bahan baku obat dan lain-lain. Sehingga bagi yang suka berlogika, menghafal, berbisnis dan suka berinteraksi dengan pasien jurusan ini cocok untuk masa depan Anda.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rosiana Nurfitri Laily Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review